Peringatan Isra Miraj dilaksanakan di Aula Masjid Iktikaf Ar-Rosyid, yang dihadiri para jamaah masyarakat setempat khususnya warga Rt 2 Rw VI Genuk Kota Semarang.
Tausyiah diisi oleh Bapak Humaidi yang menyampaikan kenapa Nabi Muhammad Saw di Isra Mirajkan.
Humaidi mengatakan bawasanya Isra Miraj merupakan hiburan dan hadiah Allah Swt kepada kekasihnya Nabi Muhammad Saw. Karena waktu itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi, ia ditinggal mati istri tercintanya Khadijah Al Kubro dan Paman kesayangannya Abu Thalib.
Setelah mauidhoh hasanh, dilanjutkan pembacaan kitab al-Barzanji oleh Muhammad Arif Fauzan. Lalu pembacaan Tahlil dan ditutup doa oleh Supar.
Perayaan Semarangan Isra Mi’raj
Setiap daerah memiliki identitas, salah satu identitas masyarakat yakni mengenai perayaan. Baik perayaan keagamaan maupun perayaan nasional. Namun pada kali ini akan membahas tradisi semarangan perayaan isra miraj Nabi Muhammad. Terlebih khusus masyarakat Banjardowo Masjid Iktikaf Ar-Rosyid. Di kampung Masjid Iktikaf Ar-Rosyid sudah masuk generasi ke-empat. Namun tradisi peringatan isra miraj tetap berjalan, meski ada pola perubahan. Tradisi semarangan peringatan isra miraj yakni:
Pertama, jajanan. Para jamaah datang untuk melaksanakan shalat isya berjamaah sambil membawa jajanan. Lalu jajanan tersebut dikumpulkan di rumah tetua kampung untuk dijadikan satu. Dulu pada era generasi pertama dan kedua jajanan tersebut sangat tradisonal, apa yang tumbuh di masyarakat seperti telo godok, singkong goreng, pisang goreng. Lalu jajanan tersebut dibungkus dengan daun pisang atau jati.
Namun saat ini jajanan tersebut telah mengalami perubahan, begitu juga dengan pola pembungkusan. Saat ini jajanan, selayaknya jajanan di swalayan seperti roti maupun makanan ringan lainnya. Sedangkan pola pembungkusan menggunakan plastik kresek.
Kedua, ambengan. Yakni makanan berupa nasi dan lauk pauk semacam masakan gudangan yang terdiri dari kuluban, kering, telur dll, yang dtaruh pada nampan dari bambu atau tembikar. Pada generasi ke-empat ini ambegan memiliki tujuan, yang biasanya jamaah setelah selecai prosesi acara dan mendapatkan jajanan lagsung pulan. Kini dengan ambegan bertujuan setelah selesai prosesi acara, jamaah tetap berkumpul dengan menyantap ambegan tersebut.
Ketiga, pembacaan berzanji. Salah satu ciri khas masyarakt pesisir selalu membacakan kitab al-Barzanji. Begitupun juga dengan peringatan Isra Mi’raj. Karena kita al-Barzanji berisikan tentang siroh atau sejah Nabi Muhammad Saw. Karena peringatan Isra Mi’raj berkaitan dengan kisah Nabi Muhammad Saw itu sendiri.
Keempat, pembacaan tahlil dan doa. Merupakan suatu tradisi yang tidak ketinggalan yakni pembacaan tahlil, yang bertujuan untuk mengirimkan doa kepada orang-orang yang telah mendahului dan khusus para pemangku Masjid Iktikaf Ar-Rosyid yang telah tiada.
Kelima, Mauidhoh Hasanah. Bertujuan untuk memberikan pencerahan, mengambil hikmah, dan menuntut ilmu atas peristiwa peringatan, khususnya peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw. (Lukni Maulana)
0 Comments