Disqus for langgart

Pilkada dan Bokor

PILKADA DAN BOKOR

Sesampainya di rumah, Cungkring kaget menyaksikan tanamannya pada kering, berakibat beberapa bunga layu dan bahkan ada yang mati. Tinggal sendiri di rumah, tiga hari kemudian hujan menyapa dan suasana kembali sejuk. Iapun kembali bersemangat untuk bertamasya, membeli beberapa bunga dan pot yang dibutuhkan.

Tiba-tiba terdengar suara sapaan, “Pilkada 2018 serentak lho..” Cungkring mencari sumber suara itu, ternyata Kembang Bokor. Ia sangat cantik, mampu merubah wajahnya dengan beragam warna. Seperti Bunglon mengubah tubuhnya sesuai lingkungan, begitupun jugan dengan si cantik Bokor tergantung tingkat Ph tanah yang ditempati.

Begitupun juga menjadi politikus, ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang menjadi sumber rezekinya. Tapi hal itu tidak menarik, bukan karena politikus sering pindah-pindah partai dan mampu menempatkan diri di mana ia di calonkan. Sudah banyak yang tahu wajah mereka meski operasi plastik. Namannya Kembang Bokor, mau di Jawa Tengah, Jawa Barat, ataupun Jawa Timur tetap bernama Kembang Bokor. Kalaupun berbeda, hanya persamaan sebutan saja seperti Kembang Bokor disebut juga dengan Hydrangea atau Hortensia.

“Masih bertahan hidup ya. Meski seluruh tubuhmu kering kerontang?” tanya Cungkring

“ Alhamdulillah, terima kasih sudah menempatkan saya di kolam sehingga suplai air mampu menghidupiku.”

Soal Pilkada serentak sepeti ucapmu, biarkan saja mereka pesta demokrasi. Namanya pesta, pasti mewah, riuh, dan gemerlap. Beragam atribut dan fasilitas mewah, riuh caci-maki, dan gemerlap wajah-wajah yang terkadang membuat kita ingin muntah.

Kalau kita menyelenggarakan pesta,  tidak cukup mampu. Tidak memiliki cukup dana, apa harus hutang, cari sponsor, atau barangkali nilep uang yang tidak jelas. Janganlah suka memaksakan diri untuk mengejar kemenangan, tanpa bisa mempertimbangkan pokok persoalan penting dan prinsipil yang dibutuhkan. Seperti kebutuhanmu, kamu kekeringan karena kurangnya pasokan air.

“Nantinya juga memperjuangkan sesuai janji-janjinya,” sahut Bokor

“Sing penting menang. Karena bukan pertandingan sepak bola,” ujar Cungkring

Rabu, 27/06/2018 | Lukni An Nairi

Post a Comment

0 Comments