Saat bertamu di rumahnya Slamet Unggul sang penyair nyentrik mbohlah, bukannya disuruh membaca buku-buku puisi malahan Kiai Cungkring dibaca garis tangannya. Hari ini Kiai Cungkring lagi tidak bernasib baik alias apes. Garis nasib tangan kiri dan kanan, sama-sama tidak menunjukan keberuntungan.
"Rizeki tidak cukup untuk keluarga dan sifatmu labil," ucap Slamet Unggul
Waduhhh, malang benar nasib istrinya dan beruntungnya Kiai Cungkring dapat istri yang mampu menarik energi rizeki. Sehingga keberlangsungan dalam menjalani rumah tangga selalu tercukupi. Jika dipikir pakai akal dan bahkan kaki dikepala maupun kepala dikaki, maka orang akan larut dalam kebingungan. Kiai Cungkring tiap harinya menjadi bapak rumah tangga, sekaligus rangkap jabatan sebagai kepala rumah tangga. Sedangkan istrinya hanyalah seorang guru TK Swasta.
Nasib keluarga Kiai Cungkring tidak terhitung sebagai keluarga miskin, BPJS tidak punya apalagi Jamkesmas maupun SKTM. Mungkin berbeda dengan garis kaki, bisa jadi garis kaki Kiai Cingkring adalah orang kaya. "Takdirku itu orang kaya hahha," ujar Kiai Cungkring.
Ini memang benar-benar kenasiban, pada hari yang sama ada kegiatan Rijalul Ansor yang diselenggarakan oleh GP Ansor Genuk bertemakan tentang ekonomi umat dengan pembicara Prie Gs dan Muhammad Ajib. Keduanya berbicara tentang tips dan startegi supaya tidak hidup miskin.
Banyak jamaah yang hadir, ternyata yang hadir lebih banyak jamaah miskin. Kiai Cungkring mendatangi majelis tersebut. Sesampainya di tempat acara, ia mendapatkan keberuntungan dapat berkumpul dengan orang-orang senasib yakni jadi orang miskin.
Janganlah bersedih jadi orang miskin, manusia yang kita teladani Nabi Muhammad saja berharap hidup miskin sebagaimana doa beliau, "Ya Allah hidupkanlah aku sebagai orang miskin, matikanlah aku sebagai orang miskin, dan giringlah aku pada hari kiamat bersama kelompoknya orang-orang miskin." (HR. Turmudzi). Bahkan mayoritas penduduk surga adalah orang miskin. Maka jadilah orang miskin.
Sebagaimana Abdurrahman bin Auf sahabat nabi yang super kaya raya, membeli kurma busuk biar hartanya habis, supaya menjadi orang miskin. Namun ia tetap kaya sehingga ia menjadi salah satu dari sepuluh sahabat nabi yang masuk surga dan berkumpul dengan orang-orang miskin. Kalau kita kaya, kasihan orang kaya.
"Hanya saat ini kita dimiskinkan secara struktural," tutur Kiai Cungkring
12/07/2018
#StatusKiaiCungkring
"Rizeki tidak cukup untuk keluarga dan sifatmu labil," ucap Slamet Unggul
Waduhhh, malang benar nasib istrinya dan beruntungnya Kiai Cungkring dapat istri yang mampu menarik energi rizeki. Sehingga keberlangsungan dalam menjalani rumah tangga selalu tercukupi. Jika dipikir pakai akal dan bahkan kaki dikepala maupun kepala dikaki, maka orang akan larut dalam kebingungan. Kiai Cungkring tiap harinya menjadi bapak rumah tangga, sekaligus rangkap jabatan sebagai kepala rumah tangga. Sedangkan istrinya hanyalah seorang guru TK Swasta.
Nasib keluarga Kiai Cungkring tidak terhitung sebagai keluarga miskin, BPJS tidak punya apalagi Jamkesmas maupun SKTM. Mungkin berbeda dengan garis kaki, bisa jadi garis kaki Kiai Cingkring adalah orang kaya. "Takdirku itu orang kaya hahha," ujar Kiai Cungkring.
Ini memang benar-benar kenasiban, pada hari yang sama ada kegiatan Rijalul Ansor yang diselenggarakan oleh GP Ansor Genuk bertemakan tentang ekonomi umat dengan pembicara Prie Gs dan Muhammad Ajib. Keduanya berbicara tentang tips dan startegi supaya tidak hidup miskin.
Banyak jamaah yang hadir, ternyata yang hadir lebih banyak jamaah miskin. Kiai Cungkring mendatangi majelis tersebut. Sesampainya di tempat acara, ia mendapatkan keberuntungan dapat berkumpul dengan orang-orang senasib yakni jadi orang miskin.
Janganlah bersedih jadi orang miskin, manusia yang kita teladani Nabi Muhammad saja berharap hidup miskin sebagaimana doa beliau, "Ya Allah hidupkanlah aku sebagai orang miskin, matikanlah aku sebagai orang miskin, dan giringlah aku pada hari kiamat bersama kelompoknya orang-orang miskin." (HR. Turmudzi). Bahkan mayoritas penduduk surga adalah orang miskin. Maka jadilah orang miskin.
Sebagaimana Abdurrahman bin Auf sahabat nabi yang super kaya raya, membeli kurma busuk biar hartanya habis, supaya menjadi orang miskin. Namun ia tetap kaya sehingga ia menjadi salah satu dari sepuluh sahabat nabi yang masuk surga dan berkumpul dengan orang-orang miskin. Kalau kita kaya, kasihan orang kaya.
"Hanya saat ini kita dimiskinkan secara struktural," tutur Kiai Cungkring
12/07/2018
#StatusKiaiCungkring
0 Comments