Disqus for langgart

Makna Dibalik Deklarasi Prabowo Presiden Republik Indonesia

Aku punya teman wartawan, menyaksikan perilaku aneh pada sosok Prabowo ia berkeinginan untuk wawancara dan ngobrol empat mata dengan Prabowo. Maklum karena wartawan tersebut kurang akses ke Prabowo, akupun membantunya. Alhamdulillah akhirnya ia dihubungi Prabowo untuk datang ke rumahnya di Jl. Kartanegara 4 Jakarta Selatan.

Sesampainya di kediaman Prabowo, temanku yang wartawan kelas ndeso itu menghubungiku melalui video call Whatshapp. Barangkali ia ingin menunjukan kediaman Prabowo yang megah dan mewah. Aku hanya tersenyum.

Ia di sambut sendiri oleh Prabowo, pelukan Prabowo membuat temanku merasa deg-deg ser. Tubuhnya yang cungkring dan bau keringat pada tubuhnya tidak dipedulikan Prabowo. Anggapan bahwa Prabowo sosok yang suka gebrak-gebrak meja akhirnya luntur. Ternyata Prabowo bukan sosok pemarah, justru ia sosok yang ramah.

Bisa jadi temanku mengalami kesialan. Aku jadi ingat sabda Rasulullah. Suatu ketika Rasulullah pernah ditanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kesialan itu?"

Rasulullah menjawab:
"Budi pekerti yang buruk."

Pikiran buruk temanku pada Prabowo benar-benar luntur. Ternyata Prabowo selain ramah, memiliki budi pekerti yang baik. Dan bahkan sangat memulyakan temanku yang wartawan ndeso tersebut.

Ia dipersilahkan untuk istirahat, namanya orang ndeso bukannya langsung menyantap makanan enak yang telah disediakan. Malahan meminta kopi yang kebetulan tidak tersedia. Namun temanku itu tolah-toleh, sepertinya risih meminta kopi. Ternyata Prabowo memiliki kepekaan rasa yang tajam.

"Apa ada yang kurang, Mas" tanya Prabowo

Tanpa rasa bersalah, temanku menjawab singkat: "Kopi."

Prabowo bergegas pergi ke dapur. Temanku semakin kagum pada Prabowo, kekaguman itu lantaran ia dibuatkan kopi dan disuguhkan langsung oleh Prabowo.

"Maaf Mas, tidak bisa menemani karena saya harus memberi makan kucing-kucing kesayanganku. Nanti langsung saja temui saya di ruanganku," ucap Prabowo.

"Njeh, Pak"

Temanku jadi ingat sosok Abu Hurairah kemana-mana membawa kucing. Jadi memang benar bahwa Prabowo saat menjenguk Sandi Uno membawa kucingnya. Pikiran temanku semakin kacau. Kucing saja dirawat dengan baik, apalagi rakyat Indonesia.

Temanku menikmati suguhan kopi tersebut, ia keluarkan sebatang rokok dan menyulutnya. Ia membayangkan bahwa Prabowo Subianto memang sosok negarawan.

Selesai ngopi dan udut. Lalu temanku datang ke hadapan Prabowo dan berkata:
"Bapak yakin, kalau bapak Presiden Indonesia?"

Prabowo menjawab:
"Yakin. Saya Presiden Indonesia."

Temanku bergeser ke arah kanan dan bertanya:
"Bapak yakin, kalau bapak Presiden Indonesia?"

Prabowo menjawab:
"Yakin. Saya Presiden Indonesia."

Semakin penasaran, temanku bergeser ke arah kiri:
"Bapak yakin, kalau bapak Presiden Indonesia?"

Prabowo menjawab:
"Yakin. Saya Presiden Indonesia."

Kemudian temanku berdiri, berjalan ke arah belakang Prabowo dan bertanya:
"Bapak yakin,  kalau bapak Presiden Indonesia?"

Lalu Prabowo berdiri dan menoleh menatap temanku dan berkata:
"Apakah kamu masih belum mengerti. Presiden itu ialah yang memiliki keyakinan penuh atas dirinya."

Temankupun keluar dari ruangan Prabowo. Jadi beberapa hari ini perilaku aneh Prabowo yang dianggap ada ganguan medis dan jadi bahan olok-olokan, salah besar.

Prabowo Subianto telah mengorbankan dirinya. Bahwasanya Presiden bukanlah sosok boneka. Presiden bukan lagi atas nama partai, tapi atas nama rakyat Indonesia.

Ternyata aku sedang melamun. Lamunanku dibangunkan oleh bunga-bunga yang bermekaran. Ada warna merah, putih, pink,kuning dan beragam warna lainnya. Namun sejatinya beragam warna tersebut, tetap pada satu pendirian dengan nama "bunga."

Lukni An Nairi
Sabtu (20/04/2019)

Post a Comment

0 Comments