Disqus for langgart

Surat Terbuka Untuk Wali Kota Semarang Atas Penggusuran Tambakrejo

Foto: Basa Basuki
Oleh: Edhie Prayitno Ige


Yang terhormat bapak Wali Kota Semarang. Salut dan angkat topi setinggi-tingginya buat panjenengan dari saya. Membuka bulan ramadan yang penuh berkah ini, pak Wali sudah bersedia berbagi berkah kepada warga Tambak Rejo.

Berkah yang berupa disposal dari lumpur kerukan banjir kanal timur itu sungguh keren. Bayangkan dalam lumpur itu ada kandungan beling, seng, juga pembalut-pembalut bekas dan masih banyak lagi. Nikmat mana yang harus didustakan. Bukankah selama ini hal-hal itu dianggap menjijikkan?

Bapak Wali Kota yang sangat membanggakan. Saya sangat mengerti bahwa yang namanya pembangunan memang butuh pengorbanan. Dan tradisi di Indonesia, yang selalu berkorban itu kan wong cilik, nggak mungkin pejabat yang mulia kok berkorban. Edan po?

Karena itu merupakan tradisi, maka saya sangat mengapresiasi kegigihan bapak Wali Kota melestarikan tradisi itu. Keren. Lanjut pak.

Eh ya, kita juga habis Pemilu dan sekarang bulan Ramadan lho pak. Mengingatkan saja. Kalau sudah ingat syukurlah, artinya bisa mengapresiasi surat saya ini.

Yang jelas kalau ingat pemilu, saya jadi inmgat partainya wong cilik. Tentu sebagai pengurus pak Wali sangat bertanggungjawab dan peduli sepenuhnya pada keberadaan wong cilik. Itulah sebabnya, warga Tambakrejo tak dibiarkan sejahtera. Nanti kalau sejahtera bisa diambil jadi kader partai lain, diurusi ukhti-ukhti dan akhi-akhi.

Dengan digusur, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa itu sebuah bentuk kepedulian agar wong cilik tetap ada. Karena kalau wong cilik nggak ada, siapa nanti yang akan menjadi konstituen? Nanti partai wong cilik berubah dong, kayak power rangers aja. Dah nggak usum itu.

Bapak Wali Kota, atas nama warga Tambakrejo, saya mengucapkan terima kasih. Karena kalau nanti warga Semarang nggak kebanjiran, mudah-mudahan ingat warga Tambak Rejo. Setidaknya dengan penggusuran itu, memberi kesempatan warga untuk jadi pahlawan. Jadi bukan pak Wali Kota sendiri yang jadi pahlawan. Matur nuwun nggih.

Hmmm... bapak tak perlu mendengar omongan warga Tambak Rejo. Kan mereka pemikirannya beda. Mereka itu hanya memikirkan nasibnya, bagaimana bisa cari makan, bagaimana bisa menyekolahkan anak, bagaimana bisa berpuasa dengan khusyu, bagaimana bisa menjaga kegembiraan anak-anak menjelang lebaran. Warga itu pancen kakekane, nggak pernah berpikir untuk bangsa dan negara seperti pak Wali.

Bahkan banyak yang belum pernah melihat wajah sampeyan, kok ujug-ujug ikut maido. Itu kan namanya telo to?

Bapak Wali Kota yang baik, saya berharap penggusuran terus dilakukan demi pembangunan. Salah satu cara mengurangi jumlah orang miskin adalah membiarkannya mati. Dan itu tentu menjadi prestasi jika Semarang tak ada warga miskin. Saya pasti sangat bangga.

Terakhir, saya minta tolong, jangan pernah membuka adanya kesepakatan Desember, dimana sebelum direlokasi Pemkot akan menyiapkan lahan di tengah-tengah antara Kali Mati dan BKT. Meskipun lahan itu belum disiapkan dan warga sudah digusur, saya yakin kalau hal itu sampai diketahui publik, nanti kewibawaan pemerintah terongrong.

Gitu saja njih bapak. Matur nuwun, salam sejahtera buat semua pejabat pemerintah Kota Semarang yang digaji dengan pajak. Tetap teguh pada pendirian karena kalaupun warga Tambak Rejo itu membayar pajak atau retribusi, nilai sangat kecil. Nggak cukup buat ngongkosi para satpol pp dan pembawa asu itu. Suwun.



VIDEO PILIHAN:

Post a Comment

0 Comments